memahami gambaran umum Jawa Barat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bandung. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa
Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah
Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan
jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat
berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Pada tahun 2000, Provinsi Jawa Barat dimekarkan dengan
berdirinya Provinsi Banten, yang berada di bagian barat. Saat ini
terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, dengan memperhatikan aspek historis
wilayah ini. Namun hal ini mendapatkan penentangan
dari wilayah Jawa Barat lainnya seperti Cirebon dimana tokoh masyarakat asal
Cirebon menyatakan bahwa jika nama Jawa Barat diganti dengan nama Pasundan
seperti yang berusaha digulirkan oleh Bapak Soeria Kartalegawa tahun 1947 di
Bandung maka Cirebon akan segera memisahkan diri dari Jawa Barat, karena nama
"Pasundan" berarti (Tanah Sunda) dinilai tidak merepresentasikan
keberagaman Jawa Barat yang sejak dahulu telah dihuni juga oleh Suku Betawi dan
Suku Cirebon serta telah dikuatkan dengan keberadaan Peraturan Daerah (Perda)
Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 yang mengakui adanya tiga suku asli di Jawa Barat
yaitu Suku Betawi yang berbahasa Melayu dialek Betawi, Suku Sunda yang berbahasa Sunda dan Suku Cirebon yang berbahasa Bahasa Cirebon
(dengan keberagaman dialeknya).
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya,
penyusun bermaksud membahas ciri-ciri masyarakat Jawa Barat dilihat dari
berbagai aspek, diantaranya yaitu letak geografis Jawa Barat, geomorfologis
Jawa Barat, kelompok etnis daerah Jawa Barat, dan Perekonomian derah Jawa
Barat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah disusun, perumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1) Bagaimana
letak geografi Jawa Barat?
2) Bagaimana
geomorfologi daerah Jawa Barat?
3) Bagaimana
kelompok etnis daerah Jawa Barat?
4) Bagaimana
perekonomian di daerah Jawa Barat?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu:
1) Untuk
mengetahui letak geografi Jawa Barat
2) Untuk
mengetahui geomorfologi daerah Jawa Barat
3) Untuk
mengetahui kelompok etnis daerah Jawa Barat
4) Untuk
mengetahui perekonomian di daerah Jawa Barat
BAB II
MEMAHAMI GAMBARAN UMUM DAERAH JAWA
BARAT
2.1 Letak Geografis Daerah Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat terletak diujung sebelah barat Pulau Jawa. Provinsi ini
merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Ibu kota Jawa
Barat adalah Bandung. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda. Sebelah
utara dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Jawa
Tengah, dan sebelah selatan dengan Samudra Hindia.
Wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri dari 16 kabupaten dan 9 kota, yaitu:
Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan
Kabupaten Bekasi.
Selain itu juga termasuk Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota
Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Banjar.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di
bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang
membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa.
Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay,
yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon.
Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarumdan Sungai Cimanuk,
yang bermuara di Laut Jawa.
2.2 Geomorfologi Daerah Jawa Barat
Garis arah
tipe pulau jawa dimulai dari sebelah timur teluk Pelabuhan Ratu.bagian terbarat
disebut Banten., yang dalam beberapa hal mempunyai hubungan lebih erat dengan
selat sunda. Di banten barat laut munculah beberapa kelompok vulkan diatas
dataran tanah rendah utara jawa. Pertama : gunung Gedhe (595 m) dengan pelabuhn
Merak pada kaki baratnya, dan kedua, kelompok danau dengan puncaknya gunung Karang
(1778 m), gunung pulau sari (1.346 m). Vulkan-vulkan ini termasuk aktivitas
eruptis yang disertai pemisahan dari selat sunda seperti vulkan-vulkan dipulau
prinsen, kelompok Krakatau, Sebei, Sebuku, Sangiang yang melintangditengah
selat sunda dan vulkan Tanggamus, Ratai, betung dan Radjabasa
padaperbatasanSumatera dan selat ini. Semenanjung Ujung Kulon (p-ajong, 480 m)
dan Punggungan honje (620) disebelah tenggara Banten dipisahkan dari jawa oleh
laut, pada zaman pliosin, membentuk ujung tenggara rangkaian Barisan dari
sumatera.
Rantai
penghubung antara teluk semangko pada pantai sumatra. Punggungan hondje di
hubungkan oleh sebuah punggungan rendah dari lapisan pliosin dengan puncak
barat di banten tenggara. Pengangkatan ini merupakan peralihan antara kerangka
struktur daerah Selat Sunda dan pulau jawa yang sebenarnya. Daerah Selat sunda
telah menjadi sebuah tanah tinggi yang luas pada masa tertiair serta merupakan
ambang antara basin-basin geosinklinal sumatra timur dan jawa bagian utara.
Seperti daerah Selat Sunda, pada sisi utaranya di batasi oleh pertumbuhan
vulkan-vulkan muda yaitu ; Malang (909 m0, Endut (1297 m), Halimun I (1929 m),
halimun II (1750 m).
Dataran
tanah rendah banten timur laut, sebelah utara Bajah dan sebelah timur kelompok
danau vulkanis, terdiri dari lapisan tertiair muda yang mengalami perlipatan
yang lemah, dan tertutup oleh vulkan kwartair dan endapan alluvial. Arah
lipatan itu ialah utara selatan, yang pada sebelah kanannya tegak lurus
terhadap arah timur barat dari lipatan pada geosinklinal jawa utara.lipatan
arah Utara-Selatan ini muncul pada permulaan pulau karang di luar pantai Utara
Jawa, sebelah Utara Tangerang. Kerangka yang sebenarnya dari pulau jawa dimulai
dari sebelah timur garis penghubung antara kepulauan Seribu dan teluk Pelabuhan
Ratu. Bagian jawa barat yang terletak diantara garis ini dan Cirebon lebarnya
antara 150-175 km. Daerah itu dibentuk oleh sebuah dataran tanah rendah
alluvial dibagian utara , dan sebuah jalur berbukuit-bukit dibagian selatan,
yang merupakan ¼ dan ¾ bagian dari system prsilangan itu.
Dataran
Jakarta lebarnya kurang lebih 40 km, terbentang dari Serang serta Rangkasbitung
di Banten sampai ke Cirebon. Daerah itu sebagian besar terdiri dari endapan
alluvial dari sungai dan lahar (mud flows) dari vulkan-vulkan didaerah
pedalamannya, yang kebetulan dilindungi oleh sedimen marine tertiair yang
sedikit mengalami perlipatan. Kerarah selatan diikuti oleh sebuah jalur yang
kompleks terdiri dari bukit-bukit dan pegunungan-pegunungan, pelampang melintangnya
kurang lebih 40 km serta membentang dari daerah Jasinga dekat perbatasan Banten
sampai sungai Pemali dan Bumiayu di Jawa Tengah.
2.3 Kelompok Etnis Daerah Jawa Barat
Sebagian besar
penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda,
yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda.
Di kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan dituturkan
bahasa Jawa dialek Cirebon,
yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek
Brebes.
Di daerah
perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi,
Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi)
dan Kota Depok bagian
utara dituturkan Bahasa Melayu dialek
Betawi.
Jawa Barat
merupakan wilayah berkarakteristik kontras dengan dua identitas; masyarakat
urban yang sebagian besar tinggal di wilayah JABOTABEK (sekitar Jakarta) dan
masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa.Pada tahun 2002,
populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan
penduduk 1.033 jika/km persegi.Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional
(2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan
2,02% per tahun.
Penggunaan
bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan
radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada
beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki
program berita menggunakan Bahasa Sunda serta
Cirebon Radio yang Menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan
maupun Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak
yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan
majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.
2.4 Perekonomian Daerah Jawa Barat
Jawa Barat
selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.
Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor
manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor
manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi,
hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di
sekitar Jawa Barat. PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp.231.764 milyar
(US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka
tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang
besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk
minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata
nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan
gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara
keseluruhan. (US$1 = Rp. 8.500,-).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Provinsi Jawa Barat terletak diujung
sebelah barat Pulau Jawa. Provinsi ini merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia. Ibu kota Jawa Barat adalah Bandung. Sebelah
barat berbatasan dengan Selat Sunda. Sebelah utara dengan Laut Jawa dan DKI
Jakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Jawa Tengah, dan sebelah selatan
dengan Samudra Hindia.
Sebagian besar
penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda,
yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda.
Di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebondan Kabupaten Kuningandituturkan bahasa Jawa dialek Cirebon,
yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialekBrebes.
Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi,
Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi)
dan Kota Depok bagian
utara dituturkan Bahasa Melayu dialek
Betawi.
Jawa Barat
selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.
Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor
manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor
manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi,
hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di
sekitar Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar